Langsung ke konten utama

DESKRIPSI KENDALIKAN NALAR



DESKRIPSI KENDALIKAN NALAR
Antara Refleksi dan Aksi
Oleh : Hernawan Iskandar.ST,M.Pd, C.NLP 

Dalam era percepatan informasi dan teknologi saat ini, muncul sindiran tajam di kalangan praktisi dan pemikir: “Orang kita sibuk memperdebatkan deskripsi, sementara negara lain sudah membangun gedung pencakar langit" . Ungkapan ini bukan tanpa alasan, ia menggambarkan kegelisahan kolektif atas lambatnya proses aktualisasi ide akibat tenggelam dalam lautan teori. Namun, apakah deskripsi memang pantas disingkirkan?

Deskripsi Bukan Musuh Aksi.

Karena ia adalah bentuk awal dari kesadaran. Ia bukan sekadar rangkaian kata atau definisi, melainkan jembatan antara pengamatan dan pemahaman. Tanpa deskripsi, tindakan bisa menjadi reaktif, instingtif, dan tidak berdasar. Dalam dunia ilmu pengetahuan, deskripsi merupakan pintu masuk untuk menjelaskan fenomena secara sistematis,apa yang terjadi, siapa yang terlibat, bagaimana peristiwanya berlangsung. Deskripsi memberi kita bahasa untuk berpikir dan bertindak dengan arah.

Negara Maju dan Deskripsi yang Efektif.

Negara-negara yang sudah “membangun gedung pencakar langit ” mereka tidak meninggalkan deskripsi. Justru mereka mendayagunakannya secara strategis. Mereka melakukan riset, analisis, dokumentasi, dan deskripsi secara mendalam sebelum melangkah ke tahap desain, pengujian, dan produksi. Deskripsi ilmiah dalam bentuk data, model, dan laporan adalah fondasi dari inovasi teknologi mereka.

Masalahnya Bukan pada Deskripsi, Tapi Pada Stagnasi

Yang sering terjadi bukan karena terlalu banyak membaca teori atau mendeskripsikan, melainkan karena terjebak dalam deskripsi tanpa transisi ke tahap refleksi dan eksekusi. Banyak kalangan terlalu fokus menyusun kalimat sempurna untuk mendefinisikan “apa itu perubahan,” namun lupa bertanya: “Apa langkah kecil yang bisa saya lakukan hari ini?” Maka, tantangannya adalah menghidupkan deskripsi dengan kesadaran transformatif.

Deskripsi sebagai Jalan Menuju Makna dan Tindakan

Di dunia pendidikan dan kepemimpinan, deskripsi adalah kunci untuk memahami konteks. Kepemimpinan otentik, misalnya, dimulai dari kemampuan mendeskripsikan siapa diri kita, apa nilai kita, dan apa realitas yang sedang kita hadapi. Tanpa deskripsi, kita hanya akan menjadi pelaku yang kehilangan arah.


#kangchupsways

Menuju Aksi yang Berakar

Deskripsi bukan akhir dari segalanya, melainkan fondasi yang mengarahkan tindakan. Dalam dunia yang makin kompleks, kita tidak bisa memilih antara berpikir atau bertindak. Kita perlu berpikir dalam tindakan dan bertindak dengan kesadaran. Maka, marilah kita terus merumuskan deskripsi,bukan untuk berdiam, tetapi untuk memahami dan bergerak.

“Deskripsi yang jujur dan reflektif adalah bahan bakar dari perubahan yang otentik.”

Salam

Hernawan Iskandar
Experiential Educator

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRINSIP DASAR DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF

PRINSIP DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF “ It’s not what you play is important, but it’s how you play it “. Bukan apa yang akan  anda mainkan itu penting,tapi bagaimana anda memainkannya itu lebih penting PRINSIP DASAR Fasilitator membawa peserta keluar dari kerangka pemikiran lama, mencoba hal hal baru dan berbeda. Fasilitator menggunakan cara cara pendekatan yang berbeda, walau secara teoritis dan ketrampilan fasilitator adalah  sama. Karena Fasilitator Kegiatan Inisiatif adalah fasilitator yang tidak menyiapkan semua jawaban,peserta belajar dengan dirinya sendiri dengan sesama peserta serta dengan lingkungan dimana merekaberaktifitas dan dalam kegiatan inisiatif selalu berisi kegiatan kegiatan reaksi spontanitas dan tidak terprediksi  its FUN LEARNING “ Jangan coba puaskan mereka dengan pikiran pikiran bagus tapi cukup saja dengan memancing mereka untuk berpikir kreatif ” . Anatole France Seorang fasilitator kegiatan inisiatif selalu membuka hati dan...

KOMPETENSI DASAR FASILITASI

KOMPETENSI DASAR FASILITASI Menurut Asosiasi Fasilitator Internasional (IAF)  yang di dirikan pada tahun 1993 ada 6 kompetensi atau kecakapan dasar yang perlu di kuasai seorang Fasilitator,Mereka sebut sebagai 6 kompetensi INTI Aadalah   (1) Menciptakan hubungan klien kolaboratif (2) Merencanakan proses kelompok yang sesuai; (3) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan partisipatif; (4) Panduan kelompok untuk hasil yang tepat dan berguna; 5) Membangun dan memelihara pengetahuan profesional; (6) Model sikap profesional yang positif.  #community based development Facilitating) Menurut AELI Asosiasi Experiential Learning Indonesia sebuah asosiasi yang bergerak dalam dunia memfasilitasi kegiatan yang yang berbasis EXPERIENTIAL LEARNING/EDUCATION ada 9 kompetensi yang harus di kuasi seorang Fasilitator Experiential Learning : Merencanakan Program Kegiatan Recreasi Merencanakan Program Kegiatan Edukasi/Pembelajaran Mengatur Sumber Daya untuk Program Melaksanaka...

JENIS JENIS FASILITASI

JENIS JENIS FASILITASI Fasilitator bisnis Fasilitator bisnis bekerja dalam bisnis, dan organisasi formal lainnya, namun fasilitator juga dapat bekerja dengan berbagai kelompok dan masyarakat lain. Ini adalah prinsip fasilitasi bahwa fasilitator tidak akan memimpin kelompok tersebut menuju jawaban yang menurutnya paling baik meskipun mereka memiliki pendapat mengenai materi pelajaran. Peran fasilitator adalah memudahkan kelompok untuk mencapai jawaban, keputusan, atau penyampaiannya sendiri. Hal ini dapat dan memang menimbulkan konflik organisasi antara manajemen hierarkis dan teori dan praktik pemberdayaan. Fasilitator sering harus bernavigasi di antara keduanya, terutama jika pernyataan tegas tentang pemberdayaan tidak ditanggung oleh perilaku organisasi. Fasilitator resolusi konflik Fasilitator resolusi konflik digunakan dalam proses perdamaian dan rekonsiliasi baik selama dan setelah konflik. Peran mereka adalah mendukung dialog konstruktif dan demokratis antar kelompok den...