Belay School sebagai Upaya Membangun Nilai-Nilai Karakter
"saya menjaga keselamatanmu, kamu menjaga keselamatanku", kalimat antara sesama peserta dalam kegiatan Belay School, ini tentang membangun rasa tanggung jawab pembelajaran nilai (responsibility, trust, focus, awareness) sebelum ke tahapan yang lebih menantang
Dalam dunia pendidikan dan pelatihan berbasis pengalaman (experiential learning), Belay School merupakan salah satu pendekatan khas yang dikembangkan oleh Project Adventure. Secara teknis, belay adalah keterampilan mengamankan seseorang saat melakukan kegiatan panjat atau rope course dengan menggunakan sistem tali, harness, carabiner, dan alat pengaman lainnya. Namun lebih dari sekadar keterampilan teknis, Belay School menekankan pada dimensi nilai, sikap, dan karakter yang terbangun melalui praktik keselamatan, kepercayaan, dan tanggung jawab.
Makna Filosofis Belay School
Belay bukan hanya persoalan menjaga tali agar pemanjat tetap aman, tetapi sebuah simbol hubungan antar manusia. Kalimat komunikasi standar dalam belay, seperti “On Belay?” – “Belay On!” dan “Climbing?” – “Climb On!” mengandung filosofi mendalam tentang trust dan mutual responsibility. Artinya, keselamatan seseorang ada pada tanggung jawab orang lain, dan sebaliknya. Inilah yang menjadi inti dari pendidikan karakter melalui Belay School.Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan
-
Tanggung Jawab (Responsibility)
-
Belayer memegang peranan penting dalam menjaga keselamatan pemanjat. Kesalahan kecil bisa berakibat fatal. Hal ini mengajarkan peserta untuk serius, teliti, dan konsisten dalam menjalankan peran.
-
-
Kepercayaan (Trust)
-
Pemanjat harus percaya penuh pada belayer, begitu pula sebaliknya. Kepercayaan ini tidak muncul secara instan, tetapi dibangun melalui komunikasi, kesungguhan, dan kerja sama.
-
-
Kepedulian dan Kerja Sama (Care & Teamwork)
-
Sistem belay tidak dapat dijalankan sendirian. Peserta belajar bahwa dalam hidup maupun pekerjaan, kita membutuhkan orang lain dan harus saling mendukung.
-
-
Konsentrasi dan Kedisiplinan (Focus & Discipline)
-
Belay menuntut ketenangan, kesabaran, dan fokus pada detail teknis. Nilai ini menumbuhkan sikap disiplin dan kesadaran penuh (mindfulness) dalam bertindak.
-
-
Kepemimpinan dan Ketegasan (Leadership & Decision Making)
-
Dalam situasi tertentu, belayer harus mengambil keputusan cepat dan tepat. Hal ini melatih kemampuan kepemimpinan, komunikasi tegas, dan tanggung jawab penuh terhadap anggota tim.
-
Belay School sebagai Media Pendidikan Karakter
Melalui kombinasi keterampilan teknis dan pengalaman emosional, Belay School menjadi wahana pendidikan karakter yang sangat efektif. Peserta tidak hanya “mendengar ceramah” tentang pentingnya kepercayaan atau tanggung jawab, tetapi mengalami langsung bagaimana rasanya ketika hidup seseorang bergantung pada kesungguhan dirinya.
Prinsip experiential learning dari Kolb juga hadir di dalamnya: peserta mengalami (concrete experience), merefleksikan (reflective observation), menganalisis (abstract conceptualization), lalu menerapkan dalam konteks lain (active experimentation). Dengan demikian, Belay School adalah simulasi nyata yang mempersiapkan individu untuk menghadapi kehidupan sosial maupun profesional dengan nilai-nilai karakter yang kokoh.
Belay School adalah sesi pelatihan yang dirancang untuk memastikan bahwa setiap peserta yang akan terlibat dalam kegiatan climbing (panjat dinding, high ropes, atau aktivitas dengan ketinggian) memahami, menguasai, dan mampu melakukan teknik belay secara aman dan benar.
Belay School adalah proses instruksional standar sebelum seseorang diizinkan melakukan kegiatan high ropes atau climbing.
-
Tujuannya adalah:
-
Menjamin keselamatan semua peserta.
-
Membangun kepercayaan antara climber (pemanjat) dan belayer (pengaman).
-
Meningkatkan keterampilan teknis dalam menggunakan alat (harness, carabiner, rope, belay device).
-
Menanamkan nilai tanggung jawab bahwa keselamatan orang lain ada di tangan kita.
-
(Rohnke & Butler, Project Adventure Guidebook)
Karl Rohnke (1995) – Menyatakan bahwa Belay School bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga "an induction into responsibility, trust, and awareness within a group setting."
➝ Artinya, belay school adalah proses menanamkan tanggung jawab dan kesadaran kolektif.-
Cain, Jolliff, & Stanchfield (2005) – Menekankan bahwa Belay School adalah “a ritual of safety and group readiness”.
➝ Ini adalah ritual keselamatan dan persiapan kelompok sebelum naik ke level tantangan yang lebih tinggi. -
Kolb (1984) – Experiential Learning Theory:
Belay School bisa dilihat sebagai Concrete Experience (pengalaman nyata) yang menjadi dasar bagi refleksi tentang trust, communication, dan leadership.
Komponen Penting Belay School:
Pengenalan alat (harness, carabiner, rope, belay device).
-
Demonstrasi teknik (memasang harness, mengikat simpul, cara belay, komunikasi perintah).
-
Praktik berulang dalam kelompok kecil dengan pengawasan fasilitator.
-
Uji keterampilan (belay check) sebelum terjun ke aktivitas utama.
-
Penekanan nilai → trust, tanggung jawab, dan kerja tim.
Makna Belay School dalam Pendidikan Experiential:
-
Sebagai fondasi keselamatan dalam adventure education.
-
Sebagai alat untuk membangun kepercayaan diri dan kepercayaan terhadap orang lain.
-
Sebagai simbol tanggung jawab: "saya menjaga keselamatanmu, kamu menjaga keselamatanku".
-
Sebagai pembelajaran nilai (responsibility, trust, focus, awareness) sebelum belajar skill teknis lain.
Fasilitasi Kegiatan Belay School
Framing → Pengenalan Alat → Praktik → Observasi → Debrief
Alur Fasilitasi dalam Belay School / Initiative Activities
-
Framing (Pengenalan & Makna Aktivitas)
-
Fasilitator menjelaskan tujuan, konteks, dan nilai dari kegiatan.
-
Contoh: “Hari ini kita akan belajar belay. Bukan hanya tentang teknik menjaga tali, tapi juga bagaimana kita menjaga kepercayaan dan keselamatan satu sama lain.”
-
-
Pengenalan Alat (Equipment Introduction)
-
Fasilitator mengenalkan nama, fungsi, dan cara penggunaan setiap alat (harness, carabiner, belay device, tali, helm).
-
Disertai aturan keselamatan dasar (safety briefing).
-
-
Praktik (Skill Practice / Activity Execution)
-
Peserta mencoba langsung peran belayer dan climber dengan supervisi fasilitator.
-
Bisa dilakukan dalam simulasi sederhana sebelum ke praktik penuh.
-
-
Observasi (Observation)
-
Peserta lain mengamati jalannya aktivitas.
-
Fasilitator juga mencatat aspek komunikasi, tanggung jawab, fokus, kerjasama.
-
-
Debrief (Refleksi & Makna)
-
Fasilitator memandu diskusi reflektif:
-
Bagaimana rasanya menjadi pemanjat yang mempercayakan hidup pada belayer?
-
Apa yang dirasakan ketika memegang tanggung jawab sebagai belayer?
-
Apa pelajaran tentang kepercayaan, kepemimpinan, atau kerjasama yang bisa dibawa ke kehidupan sehari-hari?
-
-
Framing → Pengenalan Alat → Praktik → Observasi → Debrief → Generalisasi Nilai.
#Kangchupsways
Belay School bukan hanya tentang tali, carabiner, dan teknik pengamanan. Lebih dari itu, ia merupakan media pendidikan karakter yang menanamkan nilai kepercayaan, tanggung jawab, disiplin, kepedulian, dan kepemimpinan. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, kemampuan untuk saling menjaga, saling percaya, dan memimpin dengan integritas adalah karakter yang sangat dibutuhkan.
Maka, dapat ditegaskan bahwa Belay School adalah sebuah praktik pendidikan nilai melalui pengalaman nyata — sebuah upaya konkret membangun manusia yang berkarakter kuat, peduli, dan siap menghadapi tantangan kehidupan.
Pasir Jambu, Agustus 2025
BP3KSDMT,Balai Pendidikan Pelatihan Pembangunan Karakter SDM Transportasi
Diklat Masa Dasar Pembangunan Karakter Calon Cadet Jalur Mandiri Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang 2025
Salam
Komentar
Sukses selalu Kang Hernawan.
Nuhun 🙏