Langsung ke konten utama

MODEL PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS PETUALANGAN




MODEL  PROSES PEMBELAJARAN  BERBASIS PETUALANGAN 

kau tak punya apa yang di miliki maka berjuanglah
kau tak punya apa yang kau ingini maka bergeraklah
kau tak punya apa yang kau ilhami maka berilmulah
kau tak pumya apa apa maka berpikirlah
-Hernawan Iskandar-


Kita percaya bahwa dengan memiliki pemahaman teoritis yang solid tentang mengapa  pembelajaran berbasis petualangan begitu efektif dan komponen apa saja yang mendukungnya untuk membuat program dengan sukses

Agar kita dapat menjelaskan program kita kepada orang-orang yang tidak terbiasa dengan pembelajaran petualangan yang berbasis pengalaman, Akan memungkinkan kita  dan peserta / klien memperoleh keuntungan positif dari kegiatan pendidikan petualangan. Dengan penjelasan singkat dari masing-masing model proses pembelajaran berbasis petualngan,b
ahwa ;

PRIBADI PRIBADI DENGAN KEUNIKANNYA 

Unit terkecil pembentuk masyarakat,bagian terkecil dalam suatu kelompok yang tidak dapat di pisahkan lagi menjadi bagian kecil.Sebagai contoh suatu keluarga terdiri dari Ayah,Ibu dan Anak Anak ,Ayah merupakan individu dalam kelompok tersebut yang sudah tidak dapat di bagi dalam satuan yang lebih kecil lagi.

Pada dasarnya individu masing masing memiliki ciri yang berbeda dengan keunikannya individu akan saling bergabung dan membantuk kelompok. Dan umumnya individu memiliki karateristik yang sama dengan kelompok di mana dirinya bergabung misal contohnya sama sama penyuka motor besar maka pada kelompok tersebut memiliki karateristik yang sama

Latin nya , “individuum” yang artinya tak terbagi,sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas dan bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri dan di artikan sebagai hubungan sosial yang terjadi antara pribadi dengan pribadi lainnya dalam kehidupan masyarakat atau kelompoknya.

KONDISI KETIDAKKESEIMBANGAN  (DISEQUILIBRIUM)

Ketidak seimbangan mengacu pada kesadaran individu bahwa ketidakcocokan ada di antara cara berpikir lama dan informasi baru. Ini adalah keadaan konflik internal yang memberikan motivasi bagi seseorang untuk melakukan perubahan pribadi.

Kondisi ketidakseimbangan mesti dirancang dalam pembelajaran berbasis petualangan,dengan keterlibatan mengalami kondisi yang tidak biasa atau yang di luar zona nyamanya, seseorang individu di paksa untuk mengintegrasikan pengetahuan baru dengan yang pengetahuan sebelumnya dan menghadirkan suatu pengalaman pembelajaran yang bisa jadi mengahsilkan suatu persepsi baru dalam mengenai pengalaman dan penegtahuan tertentu.

Perubahan tersebut bisa kita sebut sebagai proses penyesuaian dan peleburan ,dimana individu mengalami keadaan ketidakseimbangan dengan di tempatkan di tingkat stress yang sesuai dengan rencan kerangka pembelajaran dengan melihat profile peserta pembelajaran.

Orang-orang datang pada sebuah aktivitas pembelajaran petualangan tentunya untuk dapatkan pengalaman bagi dirinya.Dan umumnya mereka berharap atau mereka telah menetapkan kesempatan untuk kebutuhan belajarnya ,yang berarti bagi beberapa individu menyebabkan ada rasa rangsangan internal. Orang tidak mengalami perasaan ini sampai mereka tenggelam dalam pengalaman. Keadaan internal yang memungkinkan kebutuhan pembelajaran terjadi dengan kesadaran diri untuk memenuhi keseimbangan dalam dirinya untuk menghadapi tantangan masa depan


PENGATURAN SEBUAH CERITA (NOVEL SETTING)
Penempatan di lingkungan yang tidak dikenal membantu pecahan hambatan individu. Bila faktor ini dikombinasikan dengan kondisi usaha, kepercayaan, tingkat kecemasan yang membangun, rasa tidak diketahui, dan persepsi risiko di bingkai dalam sebuah skenario simulasi.

Cerita yang disusun dengan menggunakan media atau aktifitas permaiann agar sesuai dengan tujuan dan proses pembelajaran,yang mengambarkan tentang berbagai kemungkinan yang terjadi (keadaan) di masa yang akan datang ,mengajak peserta untuk berpikir persiap menghadapi masa yang akan datang.

Skenario cerita sama dengan Perencanaan Proses Atas tujuan keberlangsungan pembelajaran yang akan di capai.memperkitrakan dan memproyeksikan tindakan,aktifitas apa yang akan di lakukan untuk mendukung ter "transfer"nya suatu pengetahuan yang ingin di capai dan juga sebagai tolak ukuran keberhasilan saat suatu proses pembelajaran.Dan Cerita skenario di gunakan dalam suatu proses pembelajaran untuk melihat hasil umum tingkat keefektifannya dan keberhasiannya dalam menyajikan kepada peserta untuk lebih berdaya hadapi masa depan.

LINGKUNGAN YANG KOOPERATIF (COOPERATIVE ENVIROMENT)

Lingkungan yang berkooperatif ,Menetapkan atmosfer dan metode pencapaian yang membuat Penggunaan pembelajaran kooperatif dan bukan kompetitif mendorong peluang bagi individu untuk mengembangkan kekompakan kelompok. Ikatan ini diolah melalui struktur yang berfokus pada tujuan bersama dan penyediaan waktu untuk komunikasi interpersonal dan intrapersonal. Suatu kondisi yang  masing-masing individu dan kelompok terus-menerus dipresentasikan untuk mampu memecahkan dalam situasi apapun.

Lingkungan kooperatif juga menghadirkan pembelajaran pengalaman sosial dan akademik lebih dari sekedar membangi peserta dalam beberapa kelompok yang saling ketergantungan satu sama lain,peserta di kondisikan harus bekerja sama dalam kelompok untk menyelesaikan tugas secara kolektif menuju keberhasilan pembelajaran dentan secara kooperatif saling memnafaatankan sumber daya dan keterampilan satu sama lain,saling meminta informasi,memantau tugas satu sama liannya dan tentunya tugas fasilitator memfasilitasi dan menjaga keamanan belajar

"semua orang berhasil ketika kelompok berhasil ( Ross Dan Smyth.1995)

Lima faktor penting untuk memastikankan apakah pembelajaran masuk dalam suasana Pembelajaran Kooperatif :
  1. Saling ketergantungan (Positif Interdependence)
  2. Akuntabilitas Individu dan kelompok (Individul and Group Accountability)
  3. Interaksi promotif (Promotive Interaction)
  4. Pengajaran keterampilan Individu (Interpersonal and Small Group Skills)
  5. Pengolahan kelompok (Group Processing)

PEMECAHAN MASALAH YANG UNIK (UNIQUE PROBLEM SOLVING SITUATIONS)
Keterampilan baru dan situasi pemecahan masalah diperkenalkan kepada individu dalam urutan peningkatan kesulitan. Kesempatan belajar itu konkret dan dapat dipecahkan saat anggota kelompok memanfaatkan sumber mental, emosional, dan fisik mereka. Penyelesaian tugas tersebut menyebabkan mempunyai perasaan untuk berprestasi.

Ada usaha mencari penjelasan dan jawaban atau usaha untuk menemukan jalan keluar dari suatu tantangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan,ada proses untuk mendengarkan Instruksi dan Aturan kegiatan (Memahami Masalah dan Identifikasi) kemudian di berikan waktu untuk berdiskusi untuk pahami aturannya (Perencanaan Pemecahan Masalah dan Menyiapkan Alternatif Solusi ),kemudian melaksanakan rencananya untuk menyelesaikan tantangan (Melaksanakan Perencanaan)  dan melihat kembali apa rencana tadi berjalan dengan baik,sesuai rencana dan berhasil (Pemecahan Masalah dan Evaluasi)

PERASAAN PENCAPAIAN (FEELINGS OF ACCOMPLISMENT)
Kesuksesan dapat menyebabkan kenaikan harga diri, peningkatan internal locus of control, peningkatan kemampuan komunikasi, dan keterampilan pemecahan masalah yang lebih efektif. Kesuksesan pengalaman sukses ini ditambah dengan bagiamana suatu proses pengalaman mendukungnya.

Suatu fase dimana impian yang kita tuju atau target mampu kita wujudkan,hasrat atau keingian untuk mencapai tujuan itu terkondisikan dengan begitu banyak dinamika yang terjadi dalam kegiatan..peserta di simulasikan dengan berbagai aktifitas tantangan dan ada sessi sessi kompetitif di mana secara kelompok peserta ingin lebih baik dari kelompok lainnya dan ini memicu tiap individu dalam kelompok untuk mengeluarkan semua kemampuan dan kontribusi terhadap kelompoknya agar kelompok berhasil.


MEMPROSES SUATU PENGALAMAN (PROCESSING THE EXPERIENCE)
Individu didorong untuk merencanakan dan merefleksikan dan dalam beberapa hal mengungkapkan pemikiran, perasaan, dan perilaku yang mereka alami. Pengolahan sangat penting jika akan terjadi suatu insight dan di transferkan ke dalam kegiatan sehari hari sebagai nila nila baru.

Karena pengalaman itu adalah salah satu proses pembelajaran makanya dalam sebuah konsep pembelajaran pengalaman (Experiential Learning) mendifinisikan belajar sebagai proses bagaimana pengetahuan di ciptakan melalui perbuahan bentuk pengalaman.

Pengetahuan yang di akibatkan oleh kombinasi pemahaman dan  mentransformasikam suatu pengalaman (Kolb,1984)

Experiential learning itu proses belajar,suatu proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran.Experiential Learning adalah pembelajaran yang di lakukan melalui proses refleksu dan juga memlalui proses pembuatan makna dari pengalaman yang langsuing dialukan dan dimrasakankan individu dan atau kelompok.Experiential learning berfokus pada proses belajar masing masing individu dengan suatu pendekatan yang di pusatkan pada siswa yang di mulai degngan pemikiran bahawa orag orang belajar yang terbaik adalah mengalami pengalaman dengan melakukannya dan merefeleksikannya untuk dapatkan makna pembelajaran

GENERALISASI DAN TRANSFER PENGETAHUAN (GENERALISATION AND TRANSFER)
Tujuan akhir dari pengalaman berbasis petualangan adalah untuk membantu individu dalam menyediakan hubungan, jembatan, dan koneksi mereka sendiri dengan apa yang mereka pelajari, sehingga mereka dapat mengintegrasikan pemandangan pribadi mereka dan perilaku yang di inginkan ke dalam gaya hidup mereka selama sisa pengalaman dan saat mereka kembali ke rumah.

Mendapatkan secara nyata dan teralamai individu tentang beberapa teori atau konsep yang terdapat pada sebuah fakta yang dapat menghubungkan atau menceritakan fakta tersebut dan pengararuhnya secara lebih luas dan terkoodinir

Transfer pembelajaran
" Adalah proses yang memungkinkan menggunakan pelajaran sebelumnya di dalam situasi yangn baru (Gage and Berlinner.1984)"

"Seseoramg yang mengaplikasikan pengalaman dan pengetahua yang di milikinya untuk di pelajari atau untuk memecahkan permaslahan (problem solving) dalam situasi yang baru

Dan menariknya Model Proses Pembelajaran Berbasis Petualangan banyak mengelola source atau sumber informasi yang dapat manusia akses yaitu mode Kinestetik,Auditory dan Visual dengan tetap fokus pada keamanan dan keselamatan secara Intelektua,Emosiaonal dan Fisikal


Salam

Hernawan Iskandar
#Experiential Learning Practitioners
#Outdoor Learning Enthusiast
#Rope Course Builder
#Neuro Linguistic Programming Practitioner
#Motivational Speakers
#Penulis


Sumber bacaan :
  • Source-A course in program development & facilitation, The Outlook, Boonah , Qld. Dept. of Families,Youth & Community Care.
  • Hernawan Iskandar ,The Art Of  Experiential Game Action (2019).
  • Pengalaman Pribadi selama 25 tahun sebagai praktisi kegiatan pembelajaran alam terbuka



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPETENSI DASAR FASILITASI

KOMPETENSI DASAR FASILITASI Menurut Asosiasi Fasilitator Internasional (IAF)  yang di dirikan pada tahun 1993 ada 6 kompetensi atau kecakapan dasar yang perlu di kuasai seorang Fasilitator,Mereka sebut sebagai 6 kompetensi INTI Aadalah   (1) Menciptakan hubungan klien kolaboratif (2) Merencanakan proses kelompok yang sesuai; (3) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan partisipatif; (4) Panduan kelompok untuk hasil yang tepat dan berguna; 5) Membangun dan memelihara pengetahuan profesional; (6) Model sikap profesional yang positif.  #community based development Facilitating) Menurut AELI Asosiasi Experiential Learning Indonesia sebuah asosiasi yang bergerak dalam dunia memfasilitasi kegiatan yang yang berbasis EXPERIENTIAL LEARNING/EDUCATION ada 9 kompetensi yang harus di kuasi seorang Fasilitator Experiential Learning : Merencanakan Program Kegiatan Recreasi Merencanakan Program Kegiatan Edukasi/Pembelajaran Mengatur Sumber Daya untuk Program Melaksanakan Pemanduan Re

PRINSIP DASAR DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF

PRINSIP DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF “ It’s not what you play is important, but it’s how you play it “. Bukan apa yang akan  anda mainkan itu penting,tapi bagaimana anda memainkannya itu lebih penting PRINSIP DASAR Fasilitator membawa peserta keluar dari kerangka pemikiran lama, mencoba hal hal baru dan berbeda. Fasilitator menggunakan cara cara pendekatan yang berbeda, walau secara teoritis dan ketrampilan fasilitator adalah  sama. Karena Fasilitator Kegiatan Inisiatif adalah fasilitator yang tidak menyiapkan semua jawaban,peserta belajar dengan dirinya sendiri dengan sesama peserta serta dengan lingkungan dimana merekaberaktifitas dan dalam kegiatan inisiatif selalu berisi kegiatan kegiatan reaksi spontanitas dan tidak terprediksi  its FUN LEARNING “ Jangan coba puaskan mereka dengan pikiran pikiran bagus tapi cukup saja dengan memancing mereka untuk berpikir kreatif ” . Anatole France Seorang fasilitator kegiatan inisiatif selalu membuka hati dan pikirannya un

JENIS JENIS FASILITASI

JENIS JENIS FASILITASI Fasilitator bisnis Fasilitator bisnis bekerja dalam bisnis, dan organisasi formal lainnya, namun fasilitator juga dapat bekerja dengan berbagai kelompok dan masyarakat lain. Ini adalah prinsip fasilitasi bahwa fasilitator tidak akan memimpin kelompok tersebut menuju jawaban yang menurutnya paling baik meskipun mereka memiliki pendapat mengenai materi pelajaran. Peran fasilitator adalah memudahkan kelompok untuk mencapai jawaban, keputusan, atau penyampaiannya sendiri. Hal ini dapat dan memang menimbulkan konflik organisasi antara manajemen hierarkis dan teori dan praktik pemberdayaan. Fasilitator sering harus bernavigasi di antara keduanya, terutama jika pernyataan tegas tentang pemberdayaan tidak ditanggung oleh perilaku organisasi. Fasilitator resolusi konflik Fasilitator resolusi konflik digunakan dalam proses perdamaian dan rekonsiliasi baik selama dan setelah konflik. Peran mereka adalah mendukung dialog konstruktif dan demokratis antar kelompok den