Langsung ke konten utama

KUMPULAN LALU LINGKARAN


Pada suatu sore di sebuah lapangan hijau, sekelompok peserta pelatihan berkumpul setelah menyelesaikan kegiatan initiative game. Mereka berdiri berdekatan, sebagian masih sibuk membicarakan strategi dan hasil permainan. Seorang fasilitator — Kangchups — mendekat sambil tersenyum dan berkata pelan,

“Sekarang, mari kita bentuk lingkaran.”

Awalnya tampak sepele — hanya berpindah posisi. Namun, ada perbedaan besar antara Kumpulan dan lingkaran.

Kumpulan tentang sekedar berhimpun,orang datang bersama, berdiri berdekatan, tapi belum tentu terhubung.Dalam kumpulan, bisa saja setiap orang masih memikirkan dirinya sendiri: siapa yang paling benar, siapa yang paling menonjol, atau siapa yang kurang berperan,kumpulan adalah awal, tapi belum menjadi komunitas,kumpulan sering diwarnai ego, status, dan jarak — meskipun fisiknya berdekatan.

Kumpulan bisa ramai, tetapi belum tentu bermakna

Lingkaran berbeda., ia melingkar, pandangan saling bertemu. Tak ada yang paling depan, tak ada yang paling belakang.dalam lingkaran, setiap orang punya tempat, punya suara, dan punya peran.

Fasilitator kemudian berkata:

“Dalam lingkaran, kita belajar mendengarkan, bukan hanya berbicara. Kita melihat wajah satu sama lain — bukan punggung. Di sinilah belajar sejati dimulai.”

"Lingkaran menciptakan rasa aman, setara, dan terhubung.

Ia adalah ruang untuk reflection, connection, dan growth.

Dari sekadar kumpulan, menjadi lingkaran berarti naik tingkat — dari hadir secara fisik menjadi hadir secara *psikologis dan emosional*.

Dalam konteks adventure-based learning dan Project Adventure, lingkaran adalah simbol community — tempat pembelajaran sejati terjadi.

Setiap kegiatan berawal dan berakhir dalam lingkaran:

* Briefing circle untuk menyamakan niat,

* Processing circle untuk refleksi dan pembelajaran,

* Closing circle untuk merayakan pengalaman.

Dari sinilah tumbuh rasa saling percaya, keterbukaan, dan keberanian untuk berbagi.


Refleksi untuk Peserta*

> Apakah kita selama ini hanya berkumpul, atau sudah benar-benar menjadi lingkaran?

> Dalam tim kita, adakah ruang untuk semua suara?

> Apakah setiap orang merasa dilihat dan dihargai?


Kumpulan adalah awal perjalanan.Lingkaran adalah tempat bertumbuh bersama.

Dalam dunia pembelajaran pengalaman — dari outdoor training hingga leadership camp — lingkaran bukan sekadar bentuk fisik, tapi simbol koneksi manusiawi yang melahirkan makna, pemahaman, dan perubahan.


---Salam refleksi,

Kangchups

(Experiential Educator & Pembelajar Sepanjang Hayat)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun Karakter dengan Metode Experiential Learning dalam Pendidikan Non-Formal

Membangun Karakter dengan Metode Experiential Learning dalam Pendidikan Non-Formal Pendidikan non-formal memiliki peran penting dalam membentuk karakter individu, terutama karena sifatnya yang fleksibel, kontekstual, dan berbasis kebutuhan peserta didik. Salah satu pendekatan efektif adalah Experiential Learning , yaitu pembelajaran melalui pengalaman nyata yang mendorong peserta aktif berpikir, merasakan, dan bertindak. Metode ini sangat relevan dalam konteks pendidikan non-formal seperti pelatihan kepemudaan, organisasi kepanduan, kursus keterampilan, hingga program pengembangan karakter taruna, karena mampu membangun nilai-nilai seperti disiplin, kerja sama, kepemimpinan, integritas, dan tanggung jawab. Experiential Learning Sebagai Metode Pembalajaran Experiential Learning diperkenalkan oleh David A. Kolb (1984) melalui Experiential Learning Theory (ELT) . Menurutnya, pembelajaran adalah proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Kolb menggambarka...

PRINSIP DASAR DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF

PRINSIP DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF “ It’s not what you play is important, but it’s how you play it “. Bukan apa yang akan  anda mainkan itu penting,tapi bagaimana anda memainkannya itu lebih penting PRINSIP DASAR Fasilitator membawa peserta keluar dari kerangka pemikiran lama, mencoba hal hal baru dan berbeda. Fasilitator menggunakan cara cara pendekatan yang berbeda, walau secara teoritis dan ketrampilan fasilitator adalah  sama. Karena Fasilitator Kegiatan Inisiatif adalah fasilitator yang tidak menyiapkan semua jawaban,peserta belajar dengan dirinya sendiri dengan sesama peserta serta dengan lingkungan dimana merekaberaktifitas dan dalam kegiatan inisiatif selalu berisi kegiatan kegiatan reaksi spontanitas dan tidak terprediksi  its FUN LEARNING “ Jangan coba puaskan mereka dengan pikiran pikiran bagus tapi cukup saja dengan memancing mereka untuk berpikir kreatif ” . Anatole France Seorang fasilitator kegiatan inisiatif selalu membuka hati dan...

KOMPETENSI DASAR FASILITASI

KOMPETENSI DASAR FASILITASI Menurut Asosiasi Fasilitator Internasional (IAF)  yang di dirikan pada tahun 1993 ada 6 kompetensi atau kecakapan dasar yang perlu di kuasai seorang Fasilitator,Mereka sebut sebagai 6 kompetensi INTI Aadalah   (1) Menciptakan hubungan klien kolaboratif (2) Merencanakan proses kelompok yang sesuai; (3) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan partisipatif; (4) Panduan kelompok untuk hasil yang tepat dan berguna; 5) Membangun dan memelihara pengetahuan profesional; (6) Model sikap profesional yang positif.  #community based development Facilitating) Menurut AELI Asosiasi Experiential Learning Indonesia sebuah asosiasi yang bergerak dalam dunia memfasilitasi kegiatan yang yang berbasis EXPERIENTIAL LEARNING/EDUCATION ada 9 kompetensi yang harus di kuasi seorang Fasilitator Experiential Learning : Merencanakan Program Kegiatan Recreasi Merencanakan Program Kegiatan Edukasi/Pembelajaran Mengatur Sumber Daya untuk Program Melaksanaka...