Langsung ke konten utama

Tangis Pria

Siapa bilang pria ta bisa "menangis"......
tahukah engkau,kaum pria sesungguhnya jauh lebih sering "menangis"

Namun meraka menyembunyikan tangisannya dalam kekuatan akalnya

Itulah mengapa tuhan menyebutkan pada pria terdapat dua kali lipat akal seorang wanita.
Dan itulah sebabnya mengapa tiada yang kau lihat melainkan ketegarannya

Pria menangis karena tanggung jawab di hadapan tuhannya
Ia menjadi tonggak penyangga rumah tangga
Menjadi pengawal bagi ibu,sudara perempua,istri dan anak2nya

Maka tangisnya ta pernah nampak di bening mata
Tangis pria adalah keringat yang bercucuran demi menafkahi keluarganya

Ta bisa kau lihat tangisannya pada keluh kesah lisannya
Pia "menangis dalam letih dan lelahnya menjaga keluarganya dari kelaparan

Ta dapat kau dengar tangisannya pada omelan di bibirnya
Pria "menangis" dalam tegak dan teguhnya melindungi keluarganya dari terik matahari
deras hujan dinginnya angin malam.

Ta nampak tangisnya pada peristiwa kecil dan sepele
pria menangis dalam kmarahannya jika kehormatan diri dan keluarganya digugat

Pria "menangis" dalam sigap di bangunnya kegelapan dini hari
pria "menangis" dalam cucuran peluhnya menjemput rejeki
Pria "menangis" dalam menjaga dan melindungi orang tua,anak,dan istri
Pria "menangis" dalam tenaga dan darahnya dalam menjadi garda bagi agamanya

namun

pria pun bersungguh sungguh "menangis" dengan air matanya di kesendiriannya menyadari tanggung jawab yang besar di hadapan tuhannya

Pandanglah ayah......
pandanglah Suami.....
Pandanglah Kakak.....

Sesungguhnya surga allah di dalam keridhan mereka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun Karakter dengan Metode Experiential Learning dalam Pendidikan Non-Formal

Membangun Karakter dengan Metode Experiential Learning dalam Pendidikan Non-Formal Pendidikan non-formal memiliki peran penting dalam membentuk karakter individu, terutama karena sifatnya yang fleksibel, kontekstual, dan berbasis kebutuhan peserta didik. Salah satu pendekatan efektif adalah Experiential Learning , yaitu pembelajaran melalui pengalaman nyata yang mendorong peserta aktif berpikir, merasakan, dan bertindak. Metode ini sangat relevan dalam konteks pendidikan non-formal seperti pelatihan kepemudaan, organisasi kepanduan, kursus keterampilan, hingga program pengembangan karakter taruna, karena mampu membangun nilai-nilai seperti disiplin, kerja sama, kepemimpinan, integritas, dan tanggung jawab. Experiential Learning Sebagai Metode Pembalajaran Experiential Learning diperkenalkan oleh David A. Kolb (1984) melalui Experiential Learning Theory (ELT) . Menurutnya, pembelajaran adalah proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Kolb menggambarka...

PRINSIP DASAR DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF

PRINSIP DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF “ It’s not what you play is important, but it’s how you play it “. Bukan apa yang akan  anda mainkan itu penting,tapi bagaimana anda memainkannya itu lebih penting PRINSIP DASAR Fasilitator membawa peserta keluar dari kerangka pemikiran lama, mencoba hal hal baru dan berbeda. Fasilitator menggunakan cara cara pendekatan yang berbeda, walau secara teoritis dan ketrampilan fasilitator adalah  sama. Karena Fasilitator Kegiatan Inisiatif adalah fasilitator yang tidak menyiapkan semua jawaban,peserta belajar dengan dirinya sendiri dengan sesama peserta serta dengan lingkungan dimana merekaberaktifitas dan dalam kegiatan inisiatif selalu berisi kegiatan kegiatan reaksi spontanitas dan tidak terprediksi  its FUN LEARNING “ Jangan coba puaskan mereka dengan pikiran pikiran bagus tapi cukup saja dengan memancing mereka untuk berpikir kreatif ” . Anatole France Seorang fasilitator kegiatan inisiatif selalu membuka hati dan...

KOMPETENSI DASAR FASILITASI

KOMPETENSI DASAR FASILITASI Menurut Asosiasi Fasilitator Internasional (IAF)  yang di dirikan pada tahun 1993 ada 6 kompetensi atau kecakapan dasar yang perlu di kuasai seorang Fasilitator,Mereka sebut sebagai 6 kompetensi INTI Aadalah   (1) Menciptakan hubungan klien kolaboratif (2) Merencanakan proses kelompok yang sesuai; (3) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan partisipatif; (4) Panduan kelompok untuk hasil yang tepat dan berguna; 5) Membangun dan memelihara pengetahuan profesional; (6) Model sikap profesional yang positif.  #community based development Facilitating) Menurut AELI Asosiasi Experiential Learning Indonesia sebuah asosiasi yang bergerak dalam dunia memfasilitasi kegiatan yang yang berbasis EXPERIENTIAL LEARNING/EDUCATION ada 9 kompetensi yang harus di kuasi seorang Fasilitator Experiential Learning : Merencanakan Program Kegiatan Recreasi Merencanakan Program Kegiatan Edukasi/Pembelajaran Mengatur Sumber Daya untuk Program Melaksanaka...