Langsung ke konten utama

KEPEMIMPINAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF

KEPEMIMPINAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF

Kekeliruannya adalah ketika tidak melakukan perubahan maka dia tidak akan pernah bertumbuh
-Hernawan Chups Iskandar

“Walapaun anda berada di jalur yang benar,anda akan tetap terlindas jika anda hanya duduk saja dijalur itu”
 -Will Roger-

Siapapun mampu meningkatkan kemampuannya sebagai Fasilitator kegiatan inisiatif,selama memang jam terbangnya terus menerus berlatih dan berlatih serta dan tak henti hentinya untuk selalu meningkatkatn kemampuannya sebagai fasilitattor kgiatan inistisatif yang kompeten dan selalu meng update dan meng upgrade keimlmuannya
Berkaitan pengembangan Seorang Fasilitator kegiatan inisiatif tentunya harus dapat terukur dan sistimatis hinghha kita mampu kapan saatnya dan keilmuan apa yang kitra butuhkan dalam rangka mengembangan kemampuan sebagai fasilitator kegiatan inisiatif

SEKUEN PENGEMBANGAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF
TRAINING>>>>PRACTICE>>>>COACHING>>>>EXPERIENCE>>>>MASTERY
Training, menyediakan informasi untuk memulai pengembangan banyak hal yang memberikan kesempatan secara profesional.
Pilih pelatihan dengan seksama
Pilih instruktur / nara sumber yang tepat dan dapat mengajarkan dengan baik
Instruktur / Nara sumber yang tepat dapat mempercepat proses dan efektif.

Transfer Proses Pembelajaran & Perubahan :
Transfer pengetahuan pada saat pelatihan   :   40%
Setelah 6 bulan         :   25%
Setelah 1 tahun         :   15%

Effektifitas Pembelajaran menurut Dr. Vernon A. Magnesen 1983
10% dari apa yang dibaca
20% dari apa yang didengar
30% dari apa yang dilihat
50% dari apa yang dilihat dan didengar
70% dari hasil pembicaraannya dengan rekan kerja
80% dari hasil implementasi dan penggunaan sehari-hari
95% dari hasil jika mereka mengajarkannya pada yang lain

Practice, pengetahuan tanpa praktek bagaikan buku tanpa pembaca. Banyak yang potensial di dalamnya tapi tidak berarti sampai saat digunakan.
POB, practice On Job, berlatih dalam kelompok, mitra kerja.Semakin sering maka semakin mengetahui seninya dan menggunakan pengetahuannya secara spontan / terencana. Selanjutnya itulah yang disebut Experiential Education.
Coaching, esensi dari coaching yang baik adalah dapat memberikan support / dukungan, memberanikan diri dan mendapatkan masukan.
Good Coach / Mentor, membuat kemampuan leadership akan cepat berkembang.
Bila tidak dapat, posisikan sebagai ruang praktek pikiran pikiran, berbagi rasa ketimbang mengkritisi keadaan.
Ingat, setiap orang mempunyai gaya / style - mungkin tidak semua tersampaikan.

Experience, pengalaman / jam terbang sangat berharga, dapat menciptakan kebijakan diri. Pengalaman akan memberikan kegagalan dan kesuksesan, tapi juga memberikan peluang untuk refleksi dan analisis.
Pemimpin / fasilitator yang bijak dapat mengantisipasi situasi apa yang harus diprioritaskan.
Memutuskan secara efektif bagaimana melakuknya.
Dapat bereaksi dengan sesuai / wajar ketika situasi berubah mendadak / tidak diharapkan.

Mastery,:mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan secara konstan untuk siap digunakan. Maka harus selalu ada saat Berlatih / Practice dan Pengalaman / Experience terus menerus dalam berbagai hal dan pengetahuan baru.
Pengetahuan baru memberikan bahan evaluasi dan peningkatan terhadap kemampuan yang sudah ada.
Kuncinya adalah “ Practice & experience “. Jangan takut untuk mengambil resiko yang sudah diperhitungkan - minimal resiko.

“pada akhirnya yang penting untuk di ingat adalah bahwa kita tidak bisa menjadi apa yang kita butuhkan dengan tetap seperti apa adanya
-Max De Pree- Leadership is An Art-



Hernawan Chups Iskandar,ST,ELP
#Praktisi Pendidikan Pengalaman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPETENSI DASAR FASILITASI

KOMPETENSI DASAR FASILITASI Menurut Asosiasi Fasilitator Internasional (IAF)  yang di dirikan pada tahun 1993 ada 6 kompetensi atau kecakapan dasar yang perlu di kuasai seorang Fasilitator,Mereka sebut sebagai 6 kompetensi INTI Aadalah   (1) Menciptakan hubungan klien kolaboratif (2) Merencanakan proses kelompok yang sesuai; (3) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan partisipatif; (4) Panduan kelompok untuk hasil yang tepat dan berguna; 5) Membangun dan memelihara pengetahuan profesional; (6) Model sikap profesional yang positif.  #community based development Facilitating) Menurut AELI Asosiasi Experiential Learning Indonesia sebuah asosiasi yang bergerak dalam dunia memfasilitasi kegiatan yang yang berbasis EXPERIENTIAL LEARNING/EDUCATION ada 9 kompetensi yang harus di kuasi seorang Fasilitator Experiential Learning : Merencanakan Program Kegiatan Recreasi Merencanakan Program Kegiatan Edukasi/Pembelajaran Mengatur Sumber Daya untuk Program Melaksanakan Pemanduan Re

PRINSIP DASAR DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF

PRINSIP DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF “ It’s not what you play is important, but it’s how you play it “. Bukan apa yang akan  anda mainkan itu penting,tapi bagaimana anda memainkannya itu lebih penting PRINSIP DASAR Fasilitator membawa peserta keluar dari kerangka pemikiran lama, mencoba hal hal baru dan berbeda. Fasilitator menggunakan cara cara pendekatan yang berbeda, walau secara teoritis dan ketrampilan fasilitator adalah  sama. Karena Fasilitator Kegiatan Inisiatif adalah fasilitator yang tidak menyiapkan semua jawaban,peserta belajar dengan dirinya sendiri dengan sesama peserta serta dengan lingkungan dimana merekaberaktifitas dan dalam kegiatan inisiatif selalu berisi kegiatan kegiatan reaksi spontanitas dan tidak terprediksi  its FUN LEARNING “ Jangan coba puaskan mereka dengan pikiran pikiran bagus tapi cukup saja dengan memancing mereka untuk berpikir kreatif ” . Anatole France Seorang fasilitator kegiatan inisiatif selalu membuka hati dan pikirannya un

JENIS JENIS FASILITASI

JENIS JENIS FASILITASI Fasilitator bisnis Fasilitator bisnis bekerja dalam bisnis, dan organisasi formal lainnya, namun fasilitator juga dapat bekerja dengan berbagai kelompok dan masyarakat lain. Ini adalah prinsip fasilitasi bahwa fasilitator tidak akan memimpin kelompok tersebut menuju jawaban yang menurutnya paling baik meskipun mereka memiliki pendapat mengenai materi pelajaran. Peran fasilitator adalah memudahkan kelompok untuk mencapai jawaban, keputusan, atau penyampaiannya sendiri. Hal ini dapat dan memang menimbulkan konflik organisasi antara manajemen hierarkis dan teori dan praktik pemberdayaan. Fasilitator sering harus bernavigasi di antara keduanya, terutama jika pernyataan tegas tentang pemberdayaan tidak ditanggung oleh perilaku organisasi. Fasilitator resolusi konflik Fasilitator resolusi konflik digunakan dalam proses perdamaian dan rekonsiliasi baik selama dan setelah konflik. Peran mereka adalah mendukung dialog konstruktif dan demokratis antar kelompok den