Langsung ke konten utama

STRATEGI PEMAKNAAN PENDIDIKAN PETUALANGAN (I)

STRATEGI PEMAKNAAN PENDIDIKAN PETUALANGAN
(I)
“aku takut mati,bukan karena mati itu sendiri tetapi takut bahwa sebelum aku sempat memberi makna pada hidup ini,mati telah menjemputku sehingga hidupku sia sia”
-Pangkalpinang 12 mei 1992-Iwan Abdulrahman-

Strategi untuk mencapai tujuan yang ditentukan, perlu dibuat dan dijalankan. Kegiatan akan diberikan dan dijalankan dari yang termudah hingga yang tersulit berdasarkan perkembangan kemampuan dan kebutuhan peserta dan berdasarkan tahapan perkembangan TIM.
Pola tersebut adalah disebut Progressive & Sequential Programming :
Level 5 – ADVANCE/FINAL CHALLENGE
Level 4 – INTERMEDIATE  CHALLENGE
Level 3 – BASIC CHALLENGE
Level 2 – PROXIMITY AWARENESS
Level 1 – SOCIAL PLAY

Level 5 – Advance / Final Challenge :
Ropes Courses, Rock Climbing, Orienteering, Raft Building, Mountain Climbing, Ekspedisi dll

Level 4 – Intermediate Challenge :
Acid River, Blindfold Maze, Spider Web,

Level 3 – Basic Challenge
Pada kondisi BASIC CHALLNGES:sebuah kondisi di mana sudah ada tantangan untuk mengexplorasi pribadi dan kelompok.Dalam thapan perkembnangan TIM masuk dalam kondisi yang di sebut STORMING dimana
Tingkah laku yang mungkin terlihat
Konflik,di dalam maupun di luar kelompok
Ketidakpastian akan peran
Kemungkinan interaksi yang terlalu bersemangat
Penolakan yang kuat terhadap pembentukan kelompok
Frustasi
Perbedaan harapan dan kenyataan
Kompetisi
Kemungkinan pembentukan klik
Apa Yang Harus Di Lakukan
Mengidentifikasi apa yang di harapkan anggota satu sama lain dan bagaimana mereka bekerjasama
Kesempatan untuk mengungkapkan harapan
Identifikasi perbedaan
Pengelaman Konflik
Pertanyaan yang harus di jawab
Mengapa kita berada di sini
Siapa Orang orang ini
Masalah yang berlanjut jika tidak di selesaikan
Masing masing anggota akan menuju arah yang berbeda
Games atau Kegiatan Inisitif
Misal Traffic Jam, Blind Square, Endless Circle, Giant Jump Rope
Kegiatan inisiatif yang bermjuatan beradu ide dan pendapat
Kegiatan yang sudah terencana,berstrategi

Level 2 – Proximity Awareness
Pada kondisi PROXIMITY AWARENESS : sebuah kondisi di mana sudah timbul kesadaran untuk lebih dekat,lebih mengenal diri,orang lain kelompok dan lingkungan sekitar atau dalam perkembangan TIM masuk dalam kondisi yang di sebut FORMING di mana :
Tingkah Laku Yang Mungkin terlihat
Ketidakpastian akan tujuan
Perkenalan
Tingkah laku yang berorinetasi sosial
Semangat
Kesementaraan
Pengujian tingkah laku
Perasaan Cemas
Kebetuhan menemukan temoat dalam kelompok
Apa yang harus di lakukan
Memahami tujuan dan siapa anggota kelompok
Mengungkapkan kembali keseluruhan tugas kelompok
Mengenali anggota tim
Menilai sumber sumber yang ada pada tiap anggota
Berpartisipasi dalam kegiatan untuk mengalami keterampilan,pengetahuan dan daya kerja anggota lain
Pertanyaan yang harus di jawab
Mengapa kita berada di sini
Siapakah orang orang ini
Masalah yang berlanjut jika tidak di selesaikan
Masing masing anggota akan menuju arah yang berbeda
Games atau Kegiatan Inisitaif
Kegiatan inisiatif untuk lebih dalam mengenal kelompok
Kegiatan inisiatif yang sudah mulai ada saling melihat dan memepelajari anggota kelopok
Misalkan : People to People, Birthday Line Up, Human Knot, Hug a Tree,
Level 1 – Social Play
Pada kondisi SOCIAL PLAY : sebuah kondisi awal di mana peserta belum fokus pada kegiatan dan lingkungan bisa jadi juga belum saling kenal pada kondisi ini biasanya akan ada penyesuaian penyesuain diri
Tingkah laku yang mungkin terlihat
Tidak terlalu perduli
Kondisi yang kurang nyaman
Apa Yang Harus Di Lakukan
Lakukan bergerakan atau adaptasi dengan cepat
Identifikasi lingkungan sekitar
Pertanyaan yang harus di jawab
Mengapa Kita berada di sini
Siapakah orang orang itu
Masalah yang berlanjut jika tidak di selesaikan
Masing masing anggota akan menuju arah yang berbeda
Games atau Kegiatan Inisitif
Kegiatan yang lebih memecahkan kebekuan atau kekakuan
Kegiatan yang lebih bersifat untuk lebih saling mengenal diri orang lain,kelompok dan lingkungan sekitar
Contoh Name Games :Group Juggle, Giant Step,

Hernawan Chups Iskandar
#Praktisi Pendidikan Pengalaman
#Praktisi Pendidikan Petualangan






































Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPETENSI DASAR FASILITASI

KOMPETENSI DASAR FASILITASI Menurut Asosiasi Fasilitator Internasional (IAF)  yang di dirikan pada tahun 1993 ada 6 kompetensi atau kecakapan dasar yang perlu di kuasai seorang Fasilitator,Mereka sebut sebagai 6 kompetensi INTI Aadalah   (1) Menciptakan hubungan klien kolaboratif (2) Merencanakan proses kelompok yang sesuai; (3) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan partisipatif; (4) Panduan kelompok untuk hasil yang tepat dan berguna; 5) Membangun dan memelihara pengetahuan profesional; (6) Model sikap profesional yang positif.  #community based development Facilitating) Menurut AELI Asosiasi Experiential Learning Indonesia sebuah asosiasi yang bergerak dalam dunia memfasilitasi kegiatan yang yang berbasis EXPERIENTIAL LEARNING/EDUCATION ada 9 kompetensi yang harus di kuasi seorang Fasilitator Experiential Learning : Merencanakan Program Kegiatan Recreasi Merencanakan Program Kegiatan Edukasi/Pembelajaran Mengatur Sumber Daya untuk Program Melaksanakan Pemanduan Re

PRINSIP DASAR DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF

PRINSIP DAN PERAN FASILITATOR KEGIATAN INISIATIF “ It’s not what you play is important, but it’s how you play it “. Bukan apa yang akan  anda mainkan itu penting,tapi bagaimana anda memainkannya itu lebih penting PRINSIP DASAR Fasilitator membawa peserta keluar dari kerangka pemikiran lama, mencoba hal hal baru dan berbeda. Fasilitator menggunakan cara cara pendekatan yang berbeda, walau secara teoritis dan ketrampilan fasilitator adalah  sama. Karena Fasilitator Kegiatan Inisiatif adalah fasilitator yang tidak menyiapkan semua jawaban,peserta belajar dengan dirinya sendiri dengan sesama peserta serta dengan lingkungan dimana merekaberaktifitas dan dalam kegiatan inisiatif selalu berisi kegiatan kegiatan reaksi spontanitas dan tidak terprediksi  its FUN LEARNING “ Jangan coba puaskan mereka dengan pikiran pikiran bagus tapi cukup saja dengan memancing mereka untuk berpikir kreatif ” . Anatole France Seorang fasilitator kegiatan inisiatif selalu membuka hati dan pikirannya un

JENIS JENIS FASILITASI

JENIS JENIS FASILITASI Fasilitator bisnis Fasilitator bisnis bekerja dalam bisnis, dan organisasi formal lainnya, namun fasilitator juga dapat bekerja dengan berbagai kelompok dan masyarakat lain. Ini adalah prinsip fasilitasi bahwa fasilitator tidak akan memimpin kelompok tersebut menuju jawaban yang menurutnya paling baik meskipun mereka memiliki pendapat mengenai materi pelajaran. Peran fasilitator adalah memudahkan kelompok untuk mencapai jawaban, keputusan, atau penyampaiannya sendiri. Hal ini dapat dan memang menimbulkan konflik organisasi antara manajemen hierarkis dan teori dan praktik pemberdayaan. Fasilitator sering harus bernavigasi di antara keduanya, terutama jika pernyataan tegas tentang pemberdayaan tidak ditanggung oleh perilaku organisasi. Fasilitator resolusi konflik Fasilitator resolusi konflik digunakan dalam proses perdamaian dan rekonsiliasi baik selama dan setelah konflik. Peran mereka adalah mendukung dialog konstruktif dan demokratis antar kelompok den