Engagement sering didefinisikan sebagai, keterlibatan peserta Event atau Pelatihan yang menggunakan permainan sebagai salah satu media atau sarana belajarnya, aktifitas permainan diukur dengan tingkat perhatian, keingintahuan, minat, optimisme, dan semangat yang ditunjukkan peserta saat mereka beraktifitas permainan serta dapatkan pembelajaranya. Dari sini sudah jelas bahwa setiap Fasilitator/Pendamping kegiatan merasakan pentingnya engagement peserta di lapangan atapun di dalam ruangan.
Menyadari kepentingan engagement membuat banyak para praktisi pembelajaran menyusun strategi peningkatan engagement peserta event ,pelatihan atau para praktisi pembelajaran
Saya coba memberikan tips dengan pengalaman saya memimpin dan memfasilitasi kegiatan “TEAMBUILDING” misalnya ,dengan mencoba menggunakan pendekatan metode ini dalam setiap aktifitas saya memfasilitasi ,“Seven Priciple For Good Practice in Undergraduate Education” yang di rancang oleh dua orang dengan keahlian yang saling melengkapi.Arthur Chickering,Profesor di bidang Pendidikan dan dengan Zelda Gamson yang miliki latar belajar di Sosiologi
Berikut adalah 7 prinsip di dalam framework mereka ini.
# BERIKAN BANYAK KESEMPATAN BERKOLABORASI
Salah satu kunci dari meningkatkan engagement adalah interaksi peserta yang banyak. Dengan bekerja sama, berdiskusi, dan bertukar informasi dengan sesama peserta dan fasilitator, banyak sekali peserta yang akan merasa nyaman dan bisa terlibat dengan pembelajaran dengan aktif.
Selain itu juga banyak sekali bukti empiris yang mensupport teori social-cognitivism yang menunjukan bahwa banyak manfaat belajar dalam kelompok.
Dan teorinya adalah teori yang menonjolkan gagasan bahwa sebagian besar pembelajaran manusia terjadi dalam sebuah lingkungan sosial. Dengan mengamati orang lain, manusia memperoleh pengetahuan, aturan-aturan, keterampilan-keterampilan, strategi- strategi, keyakinan-keyakinan, dan sikap-sikap atau saya sebut belajar bersama sama dan itu cukup menyenangkan, teringat saat sekolah dulu kalau saatnya belajar bersama di luar sekolah pasti menyenangkan karena terbebas dari seragam sekolah dan bisa jalan jalan dari rumah ke rumah kawan secara bergantian dan punya tantangan sendiri saat rumah kita bdi jadikan giliran berikutnya.
Dan terbuktinya juga saat memimpin dan memfasilitasi sebuah pelatihan dengan jumlah peserta yang lumayan banyak di suatu pegunungan dengan durasi beberapa hari,Transfer pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan karena begitu banyak dinamika kolaborasi yang menarik untuk pembelajaran pengalaman.
# GUNAKAN PENDEKATAN AKTIF LEARNING
Banyak pendekatan yang memusatkan atau fokus pada peserta dimana peserta memiliki peran yang lebih besar dari pada fasilitator di lapangan dan di ruangan kelas Seperti Initiative Games Activities, Problem based learning yang sangat baik dalam meningkatkan engagement peserta.
Initiative Games Activities,adalah sebuah kegiatan yang di rancang dengan berdasarkan suatu objectif atau outcome di awal dengan menghasilkan perubahana,rencana rencana dengan banyak melibatkan energy Phisikal,energi emosional dan energy intelektual dimana ketiga energy tersebut akan di fasilitasi dengan exercise exercise atau permainan permainan yang memetaforakan atau mewakili suatu kejadian yang sebenarnya
Di proses pembelajaran seperti ini, peserta tidak lagi hanya sekedar menjawab soal, mencatat, atau mendengarkan. Namun mereka secara aktif berkreasi, memecahkan masalah, dan mencari ilmu dan keterampilan baru dengan sendiri.
# FEEDBACK YANG MEMBANGUN
Tentu dengan feedback yang membangun, engagement antara fasilitator dan peserta akan terbangun dengan baik. Selain itu banyak penelitian yang menunjukan bahwa feedback memiliki peran yang besar dalam perkembangan pertumbuhan individu.
Jika setiap perkembangan di update (dalam sessi saya sebut DEBRIEFING) dimana peserta terlibat penuh dalam aktifitas “Gali Makna”di ikut sertakan dengan feedback membangun oleh sesama peserta dan di fasilitasi oleh fasilitator untuk membantu peserta dapatkan makna dalam suatu permainan dan di jadikan bekal pengetahuan untuk menghadapi tantangan berikutnya
#TAMBAHKAN INTERAKSI ANTARA PESERTA DAN FASILITATOR
Dalam meningkatkan engagement di lapangan atau di ruangan kelas, sangat penting peserta merasa nyaman dengan Fasilitatornya. Untuk itu framework ini menyarankan Fasilitator untuk membangun hubungan yang erat dengan peserta,walapun untuk pembelajar dewasa ada batas bata dan norma serta profesionalismenya seorang Fasilitator
Dengan hubungan yang lebih baik ini, peaerta akan merasa lebih nyaman dan akan berpartisipasi di dalam kegiatan secara lebih aktif. Maka dengan itu membangun hubungan di luar konteks pembelajaran sangat lah penting.
#BANTU PESERTA UNTUK MENGATUR WAKTU DENGAN BAIK
Pembelajaran dengan permainan di lapangan membutuhkan energi dan waktu. Maka pengaturan dan kelola waktu menjadi hal harus dikuasai oleh seorang lifelong learner.(Fasilitator dan Peserta adalah sama sama pembelajar dengan dimensi dan kebutuhan yang berbeda), Urusan mengatur waktu baik peserta atapun fasilitatorm mesti terjaga sehingga mereka memiliki energy yang optimal saat sesi pembelajaran akan membantu engagement dalam program kegiatan.
#PAHAMI PESERTA SEBAGAI INDIVIDU
Kita pahami kalau setiap peserta miliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dan tentunya kebutuhan belajar yang berbeda beda dan tentunya tujuan berkegiatan yang berbeda beda pula,nah saat pembukan event atau pelatihan mesti fasilitator berikan dulu kesepakatan belajar atau berkegiatan bersama sama hingga peserta mempunyai pemahaman yang sama tentang kegiatan ini dan bersepakat untuk bersama sama mensukseskan kegiatan ini
Ini bisa menjadi efektif saat kita paham kalau peserta dan fasilitator sudah memiliki tujuan yang sama,saya sering menyebutnya “Kontrak Pembelajaran Bersama”
#TINGKATKAN EKSPEKTASI TERHADAP PESERTA
Pada saat kita berjumpa pertama kali dengan peserta yang perlu kita tekankan pada pikiran kita (mindset) sejatinya peserta mempunyai Fisik,Pengetahuan dan Perasaan yang mesti kita jaga, jadi tak perlu kiranya kita mengspesialkan salah satu dari mereka
Hal yang paling baik adalah tidak membandingkan peserta dengan peserta lainnya tapi peserta dengan dirinya sendiri di masa lalu dengan masa kini.Untuk itu kita bisa berpikir sebagai fasilitator memang harus mempunya ekspetasi untuk peserta untuk membuat perubahan secara individu dan organisas dalam rangka bertumbuh.
Dengan sistem seperti ini kita akan terus memfasilitasi performa peserta sesuai dengan kemampuannya dan kebutuhan belajarnya masing-masing. Ini juga berhubungan dengan kenyamanan peserta di saat berkegiatan. Dengan membuat ekspektasi yang mereka setuju, mereka akan lebih giat dan aktif di di kegiatan untuk dengan suka rela hasilkan makna pada setiap kegiatan merasa memiliki dengan penuh hasil pembelajaran bersamanya
Salam
Hernawan Iskandar
Referensi :
Chickering, A. W., & Gamson, Z. F. (1987). Seven principles for good practice in undergraduate education. AAHE Bulletin, 39(7), 3–7.
Catatan Pengalaman Pribadi yang bergeluti di dunia kegiatan berbasis petualangan dan permainan
Hernawan Iskandar ,The Art Of Experiential Gama Action (2019)
Komentar