Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

KUMPULAN LALU LINGKARAN

Pada suatu sore di sebuah lapangan hijau, sekelompok peserta pelatihan berkumpul setelah menyelesaikan kegiatan initiative game. Mereka berdiri berdekatan, sebagian masih sibuk membicarakan strategi dan hasil permainan. Seorang fasilitator — Kangchups — mendekat sambil tersenyum dan berkata pelan, “Sekarang, mari kita bentuk lingkaran.” Awalnya tampak sepele — hanya berpindah posisi. Namun, ada perbedaan besar antara Kumpulan dan lingkaran. Kumpulan tentang sekedar berhimpun,orang datang bersama, berdiri berdekatan, tapi belum tentu terhubung.Dalam kumpulan, bisa saja setiap orang masih memikirkan dirinya sendiri: siapa yang paling benar, siapa yang paling menonjol, atau siapa yang kurang berperan,kumpulan adalah awal, tapi belum menjadi komunitas,kumpulan sering diwarnai ego, status, dan jarak — meskipun fisiknya berdekatan. Kumpulan bisa ramai, tetapi belum tentu bermakna Lingkaran berbeda., ia melingkar, pandangan saling bertemu. Tak ada yang paling depan, tak ada yang paling belaka...

Redisiplin: Bukan Sekadar Meluruskan Barisan tapi Tentang Menemukan Arah Diri

  Halo, pembaca. Setiap kali saya berkesempatan menjadi Fasilitator Pembelajaran dan kali ini menjadi Narasumber dengan tema Career Branding dalam program Redisiplin Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta , selalu ada momen yang tak pernah sama — momen di mana mereka mulai hening, merenung, dan perlahan mengenali dirinya sendiri. Bukan karena lelah, tapi karena sadar: bahwa disiplin bukan sekadar mematuhi aturan, melainkan menemukan arah dan makna dari perjalanan hidup yang sedang ditempuh. Redisiplin: Bukan Sekadar Meluruskan Barisan Banyak yang berpikir bahwa redisiplin adalah tentang memperketat peraturan, menegakkan barisan, dan menumbuhkan ketertiban. Namun bagi saya, lebih dari itu. Redisiplin adalah ruang reflektif di mana para cadet menata ulang dirinya — mengingat kembali alasan mengapa mereka memilih jalan pelayaran, dan nilai apa yang ingin mereka pegang sebagai cadet Di balik latihan fisik dan disiplin harian, tersimpan pelajaran besar tentang kepemimpinan...

BELAY SCHOOL SEBAGAI UPAYA MEMBANGUNGUN NILAI NILAI KARAKTER

Belay School sebagai Upaya Membangun Nilai-Nilai Karakter "saya menjaga keselamatanmu, kamu menjaga keselamatanku" , kalimat antara sesama peserta dalam kegiatan Belay School, ini tentang membangun rasa tanggung jawab pembelajaran nilai (responsibility, trust, focus, awareness) sebelum ke tahapan yang lebih menantang Dalam dunia pendidikan dan pelatihan berbasis pengalaman ( experiential learning ), Belay School merupakan salah satu pendekatan khas yang dikembangkan oleh Project Adventure . Secara teknis, belay adalah keterampilan mengamankan seseorang saat melakukan kegiatan panjat atau rope course dengan menggunakan sistem tali, harness, carabiner, dan alat pengaman lainnya. Namun lebih dari sekadar keterampilan teknis, Belay School menekankan pada dimensi nilai, sikap, dan karakter yang terbangun melalui praktik keselamatan, kepercayaan, dan tanggung jawab. Makna Filosofis Belay School Belay bukan hanya persoalan menjaga tali agar pemanjat tetap aman, tetapi sebuah si...

Membangun Karakter dengan Metode Experiential Learning dalam Pendidikan Non-Formal

Membangun Karakter dengan Metode Experiential Learning dalam Pendidikan Non-Formal Pendidikan non-formal memiliki peran penting dalam membentuk karakter individu, terutama karena sifatnya yang fleksibel, kontekstual, dan berbasis kebutuhan peserta didik. Salah satu pendekatan efektif adalah Experiential Learning , yaitu pembelajaran melalui pengalaman nyata yang mendorong peserta aktif berpikir, merasakan, dan bertindak. Metode ini sangat relevan dalam konteks pendidikan non-formal seperti pelatihan kepemudaan, organisasi kepanduan, kursus keterampilan, hingga program pengembangan karakter taruna, karena mampu membangun nilai-nilai seperti disiplin, kerja sama, kepemimpinan, integritas, dan tanggung jawab. Experiential Learning Sebagai Metode Pembalajaran Experiential Learning diperkenalkan oleh David A. Kolb (1984) melalui Experiential Learning Theory (ELT) . Menurutnya, pembelajaran adalah proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Kolb menggambarka...

DESKRIPSI KENDALIKAN NALAR

DESKRIPSI KENDALIKAN NALAR Antara Refleksi dan Aksi Oleh : Hernawan Iskandar.ST,M.Pd, C.NLP  Dalam era percepatan informasi dan teknologi saat ini, muncul sindiran tajam di kalangan praktisi dan pemikir: “Orang kita sibuk memperdebatkan deskripsi, sementara negara lain sudah membangun gedung pencakar langit" . Ungkapan ini bukan tanpa alasan, ia menggambarkan kegelisahan kolektif atas lambatnya proses aktualisasi ide akibat tenggelam dalam lautan teori. Namun, apakah deskripsi memang pantas disingkirkan? Deskripsi Bukan Musuh Aksi. Karena ia adalah bentuk awal dari kesadaran. Ia bukan sekadar rangkaian kata atau definisi, melainkan jembatan antara pengamatan dan pemahaman. Tanpa deskripsi, tindakan bisa menjadi reaktif, instingtif, dan tidak berdasar. Dalam dunia ilmu pengetahuan, deskripsi merupakan pintu masuk untuk menjelaskan fenomena secara sistematis,apa yang terjadi, siapa yang terlibat, bagaimana peristiwanya berlangsung. Deskripsi memberi kita bahasa untuk berpikir dan be...